head

Euforia Blackberry dan Gaya Hidup


Nama Blackberry tentu sudah tak asing lagi untuk sebagian masyarakat yang hidup di daerah perkotaan. Besar kecil, tua muda, laki perempuan, 7 dari 10 orang mungkin akan lebih memilih Blackberry jika disuruh memilih satu beberapa merk smartphone yang beredar di negara ini. Pun merk lain smartphone tersebut tidak kalah fitur jika dijejer dengan produk RIM (Research In Motion) tersebut. Sebut saja iPhone, Samsung Galaxy Ice, LG Optimus Black, HTC, dan lain-lain.
Gadget ini sebenarnya sudah cukup lama diperkenalkan di Indonesia, yaitu oleh Indosat pada Desember 2004. Ketika itu Blackberry masih asing dan belum bisa dibandingkan dengan Nokia dan Ericson sebagai leader vendor telepon genggam. Namun Blackberry mulai menjadi populer sejak pers menangkap fakta bahwa presiden Amerika Barack H. Obama ternyata juga pengguna produk ini. (Seperti diungkap dalam situsnya wired, bahwa Obama akan tetap membawa Blackberry kemanapun ia berada agar tetap dapat terhubung dengan publik, baik lewat sms; telpon; maupun email. Padahal pihak keamanan Amerika menilai bahwa hal itu bisa mencelakakan presiden, karena tidak ada teknologi yang benar-benar aman terhadap ulah hacker.)
Ini semakin membuat pamor Blackberry menjadi heboh pasar elektronik di Indonesia. Terlebih lagi pada Januari lalu ketika terdengar perseteruan antara Keminfo dan RIM. Nama Blackberry semakin marak dibicarakan banyak kalangan. (Sebenarnya bukan terkait konten pornografi yang dijadikan pokok permasalahan, tetapi lebih ke masalah pembagian kue ekonomi yang seharusnya bisa dinikmati pemerintah jika RIM tunduk untuk mendirikan kantor perwakilan dan server di Indonesia).
Perkembangan Blackberry di Indonesia tercatat dalam beberapa data berikut. Dimulai dari PT Axiata Tbk, yang mendapatkan pertumbuhan pelanggan BlackBerry di kuartal ke 3 sebanyak 100 ribu pelanggan hingga mencapai 1,4 juta pengguna dari 1,3 juta pengguna. Menurut informasi yang peroleh, XL menargetkan meraih pertumbuhan hingga mencapai 1,5 juta pelanggan di tahun 2011. Target yang cukup besar mengingat pada kuartal 1 tahun 2011, XL hanya memiliki 750 ribu pelanggan BlackBerry. Sama halnya dengan Telkomsel yang merupakan anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia, hingga saat ini mereka mencatat memiliki pelanggan di kisaran 2,5 juta pelanggan. Jumlah ini merupakan hasil pertumbuhan sebesar kurang lebih 20% dari bulan Mei hingga Agustus 2011. Sedangkan Indosat juga ikut memperoleh kenaikan jumlah pelangan BlackBerry hingga 100 ribu pelanggan dari kuartal 2 tahun 2011. Secara keseluruhan, total pengguna Blackberry di Indonesia yang tahun lalu hanya berjumlah 2.63 juta, diperkirakan akan mencapai 4 juta pelanggan pada akhir tahun ini. Tak salah bila Indonesia merupakan pasar Blackberry terbesar di Asia Tenggara.
Data diatas adalah fakta dan bukanlah hal yang mustahil jika kita mendengar berita akhir-akhir ini tentang Blackerry. Salah satunya adalah berita tentang kericuhan yang terjadi di Pacific Palace pada 25 November lalu (untuk lebih jelasnya anda bisa googling dengan kata kunci “Pacific palace blackberry bold bellagio”). Kejadian tersebut memberi tanda bahwa betapa besar animo masyarakat kita kepada produk ini. Tercatat sekitar 2000 orang rela mengantri demi mendapatkan BB Bold Bellagion 9790 dengan harga RP. 2,3 juta dari harga asli Rp. 4,6 juta. Padahal discount hanya berlaku untuk 1000 buah pembelian pertama. Akhirnya kericuhan pun tak terelakkan dan hampir saja menimbulkan korban jiwa karena keadaan yang berdesak-desakan. Kericuhan ini menjadi sorotan media lokal bahkan media asing, diantaranya MSN UK , GWT dan Nenfo.

Karakteristik Konsumen : Mars VS Venus
Indonesia mempunyai nilai GDP dengan tren naik sejak tahun 2001. Pada tahun 2010 lalu nilai GDP kita mencapai US$ 706,7 miliar dengan pendapatan perkapita sekitar US$ 3000/tahun.  Dalam teori ekonomi, ketika GDP suatu negara naik maka pendapatan masyarakat ikut bertambah. Kesejahteraan dalam hal ekonomi pun naik dan kemiskinan seharusnya berkurang. Sekilas kita melihat hubungan positif antara nilai GDP  yang tinggi dengan kenaikan tingkat konsumsi masyarakat khususnya terhadap perkembangan penggunaan Blackberry di tanah air ini, tetapi sebelum itu mari kita lihat lebih jauh ke akar permasalahan.
Masyarakat kita cenderung menjadikan konsumi suatu barang sebagai lifestyle. Mereka akan membeli barang yang sebenarnya bukan menjadi kebutuhannya hanya agar dapat diterima oleh komunitas, rekan kerja atau mungkin kelompok tertentu. Gaya konsumsi seperti ini lebih sering dikenal dengan tipe venus. Mayoritas dari tipe ini adalah para wanita. Tapi di Indonesia, banyak juga pria termasuk tipe ini. Tergantung tingkat gengsi masing-masing individu dan budaya yang berlaku. Berbeda dengan tipe mars yang mengkonsumsi barang hanya apabila ia membutuhkannya.
Tipe venus cenderung akan mengeksploitasi (mengkonsumsi penuh) barang yang ia beli lantaran ingin memaksimalkan utilitas. Ia akan merasa rugi jika ia tidak melakukan hal itu mengingat cost yang cukup besar ketika mendapatkan barang. Oleh karena itu, konsumen dengan tipe ini akan sangat amat senang jika ada penjualan high-tech gadget dengan harga murah (lihat kasus kericuhan di Pacific Palace 25 November lalu). Tak peduli apapun realitanya, ia akan berusaha kuat untuk mendapatkan barang itu.  Tidak demikian dengan tipe mars, mereka membeli barang karena ia butuh. Berapa pun harga yang ditawarkan asal terjadi kesepakatan antar pembeli dan penjual, maka ia akan beli barang itu.
Tipe venus hanya ingin tau dan hanya ingin menjajal produk terkini yang notabene nya canggih dan sedang menjadi tren, setelah itu ia menjual kembali barang tersebut (tentu dengan harga yang termasuk tinggi untuk standar harga barang second). Gampang saja untuk membuktikannya, tunggu saja dalam waktu 1-2 minggu kedepan. Blackberry Bold Bellagio 9790 atau Onyx 3 yang dijual di Pacific Palace dengan harga Rp.2,3 juta itu akan kembali dijual second tak jauh rendah dari harga penjualan aslinya (atau bisa jadi lebih mahal) di forum-forum jual-beli online seperti kaskus.us, tokoonline.com dan lain-lain.

Lebih Jauh..
            Perbedaan tipe venus dan mars hanyalah persoalan individu dan memang hanya mencakup hal mikro ekonomi. Tapi hal mikro tersebut akan merembet ke makro jika terakumulasikan. Ketika perusahaan asing mengetahui bahwa mayoritas masyarakat kita bertipe venus dalam konsumsi, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka akan gencar mencecoki kita dengan iklan-iklan yang menggiurkan tentang produk-produk andalan mereka. Apalagi dalam era modern ini iklan-iklan dapat lebih mudah menjangkau setiap individu dan perusahaan dapat membuat biaya marketing seminimal mungkin. Walhasil, negara kita hanya menjadi pasar empuk bagi mereka.
            Kita tidak dapat bersembunyi dari iklan-iklan tersebut. Kita juga tidak menafikan keinginan berkonsumsi barang baru. Hal yang dapat kita lakukan jika terbesit keingingan untuk membeli suatu barang adalah berusaha menimbang apakah barang itu merupakan kebutuhan ataukah sekedar keinginan. Apakah prestasi kita dapat meningkat dengannya ataukah malah sebaliknya. Jika kita telah menimbang bahwa sisi negatifnya lebih banyak dari sisi positifnya, maka lebih baik kita urungkan niat kita membeli barang itu. Cukuplah kita bersyukur dengan segala kecukupan yang telah Allah berikan. Atau akan lebih baik jika budget untuk membeli barang tadi kita sodaqah kan. Pun shodaqah tidak akan mengurangi harta (Al-Hadits). Wallahu a’lam…
by : hakimsan

Mungkinkah Agama menjadi Dasar Ilmu Pengetahuan dalam Ekonomi?

          Pertanyaan klasik ini seketika muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dari berbagai sumber telah menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama telah berjalan beriringan, bahkan ada yang menolak hal ini. 
         Chapra (2001) memberikan penjelasan tentang alasan yang umum digunakan untuk menolak kemungkinan ilmu pengetahuan dibangun di atas paradima agama serta alasan bagi kemungkinannya. Hal pertama, yan dijadikan alasan ketidakmungkinan penyatuan ilmu pengetahuan dan agama adalah karena keduanya berada pada tingkat kenyataan yang berbeda .Ilmu pengetahuan berkaitan dengan alam raya secara fisik yang dapat dikenali oleh pancaindra, sedangkan agama cakupannya lebh luas. Agama mencakup tingkat kenyataan yang lebih tinggi, bersifat transendental, dan melebihi jangkauan pancaindra, termasuk aspek kehidupan setelah kematian (akhirat). Hal kedua adalah sumber acuan agama dan ilmu pengetahuan adalah berbeda. Ilmu pengetahuan bertumpu kepada akal  sementara agama bersumber dari Wahyu Tuhan.  Dengan berbagai metodenya (kemudian disebut metode ilmiah) ilmu pengetahuan berusaha untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan kemudian memprediksi fakta-fakta empiris  untuk berbagai kepentingan kehidupan manusia. Disini terkandung sebuah asumsi implisit bahwa manusia mengetahui dengan pasti atas seluruh aspek kehidupannya sehinga ia dapat memutuskan sendiri apa yang terbaik baginya. Sementara itu, dengan mendasarkan atas wahyu Tuhan, dan segala derivasi kebenaran darinya agama juga mendeskripsi berbagai peristiwa dalam kehidupan manusia. Di sini, tekandung asumsi implisit bahwa hanya Tuhanlah yang mengetahui segala kebenaran dengan sebenar-benarnya kebenaran, sedangkan manusia hanya memiliki pengetahuan sedikit. 
          Umer Chapra menyatakan “Islamic economic may defined as that branch of knowledge which helps realize  human well-being through an allocation and distribution of scarce resources that is in conformity with islamic teachings without unduly curbing individual freedom or creating continued macroeconomic and ecological imbalances”. Dalam hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Ekonomi Islam sendiri terdapat dua pemaknaan yaitu, sebagai sistem nilai maupun sebagai sistem analisis (ilmu). Dalam sistem nilai ekonomi islam merujuk pada prinsip-prinsip nilai Islam. Secara filosofis, nilai-nilai tersebut berdasarkan kepada bagaimana manusia memahami dengan baik pandangan dunia islamnya (Ru’yatul Islam li al Wujud/Islamic Worldview). Sebagai sistem analis tentunya peran metodologi sangat signifikan dalam rangka mengembangkan analisa atau studi tentang ekonomi berdasarkan prinsip nilai-nilai islam untuk mencari solusi permasalahan yang dihadapi umat.
          Kemungkinan ilmu pengetahuan dibangun atas dasar agama dijelaskan oleh Kahf (1992). Cakupan ilmu pengetahuan dan agama adalah saling bertemu, dan karenanya keduanya dapat teerjalin suatu hubungan yang erat. Hal ini sangat dimungkinkan ketika agama didefinisikan sebagai seperangkat kepercayaan dan aturan yang pasti untuk membimbing manusia dalam tindakannya terhadap Tuhan, orang lain dan tehadap diri sendiri. Ilmu ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai kajian tentang prilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber daya ekonomi  untuk memproduksi barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk dikonsumsi. Dengan definisi seperti ini maka ilmu ekonomi dapat dicakup oleh agama, sebab ia merupakan salah satu bentuk prilaku kehidupan manusia.
           Keterkaitan agama dan ilmu juga dapat dikaji dengan melihat kaitan antara wahyu (revelation) dan akal (Reason). Menurut Abu Sulaiman, pemahaman seorang muslim keterkaitan wahyu dan akal bersumber kepada ontologi Islam. Allah telah menganugrahkan manusia akal yang merupakan alat untuk memahami dunia dimana ia berada untuk mendukung posisinya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sementara itru, wahyu merupakan sarana untuk menuntun manusia terhadap segala pengetahuan tentang tujuan hidupnya, untuk memberitahu segala tanggungjawabnya dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Wahyu memberi informasi kepada manusia tentang berbagai konsep metafisik, tentang hubungan berbagai hal dalam alam semesta, hingga tentang kompleksitas manusia dan interaksi sosialnya. Dengan dmikian, sebenarnya antara akal dan wahyu saling melengkapi satu sama lain. Jadi, ilmu pengetahuan dan agama  juga saling melengkapi dalam membangun suatu kehidupan yang baik (hayyah thayyibah)bagi manusia dan seluruh kehidupan.
          Pada masa keemasan/golden age (abad 7-13 M) di dunia Islam agama dan ilmu pengetahuan pernah menyatu membentuk satu peradaban yang menakjubkan, serta saling menguat satu sama lain. Selama kurun waktu tersebut peradaban Isla menyinari dunia, termasuk dunia barat. Konsep intergrasi agama dan ilmu pengetahuan inilah yang dalam masa sekarang dijadikan paradigma pengembangan ilmu pengetahuan yang Islami.
-Cyas-

From Discuss, To 2nd Meet


Salam T-smart
Tiga pekan berjalan,,, t-smart kembali  melanjutkan aktifitas nya dalam rangka  mengesistensikan Ilmu ekonomi Islam. Kemarin, tanggal 6 oktober 2011 t- smart khususnya para pengurus mengadakan rapat mingguan yang diadakan di lobi kampus. Sebenarnya, jadwal untuk minggu ini adalah diskusi yang bertemakan” Loyonya pemerintah dalam menyediakan transportasi massal”, untuk pembicara ini adalah Aries jalal Sayuti, mahasiswa angkatan 08 jurusan Ilmu ekonomi Islam.  Akan tetapi, acara diskusi ini dipending untuk sementara. Hal ini disebabkan karena mengingat akan diadakannya acara organisasi lain diwaktu yang sama alias bentrok, dan kemungkinan diskusi yang dipending ini akan diadakan minggu depan. Perlu teman-teman ketahui, t-smart mengadakan acara diskusi tentang perekonomian dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan itu, sudah yang kedua kalinya dalam semester ini. Diskusi yang pertama diadakan sepekan yang lalu yang bertemakan “Krisis Eropa”. Untuk diskusi ini t-smart membuka peluang yang sebesar-besarnya kepada seluruh mahasiswa IEI dalam menyalurkan pemikiran dan opini-opininya dengan mengundang teman-teman mahasiswa IEI, memberi kesempatan kepada mereka untuk ikut serta  dalam diskusi ini yang mana temanya diangkat dari permasalahan-permasalahan ekonomi baik dalam negeri maupun global yang sedang hangat diperbincangkan.
Meski diskusi tidak jadi diadakan, namun kami tetap melanjutkan pertemuan sore ini dengan membicarakan program t-smart untuk minggu depan, dan ini termasuk program baru t-smart yaitu berupa kunjungan langsung sekaligus wawancara tokoh kenegaraan maupun yang ada di pemerintahan daerah. Berikut List-list tokoh yang akan dikunjungi:
1.       Kunjungan ke mantan Mentri Kehutanan RI periode 2004-2009, Bpk Ms Kaban;
2.       Kunjungan ke mantan Menko pada masa Presiden Soeharto, Bpk Kwik Kian Gie;
3.       Kunjungan ke PLN Bogor;
4.       Kunjungan ke DPRD komisi 6 Bogor.
Kebetulan untuk kunjungan ke Mentri Kehutanan & SDA, yaitu ke Bpk Ms Kaban Insya Allah akan diadakan minggu depan tanggal 11 Oktober nanti. T-smart memberi kesempatan kepada seluruh mahasiswa IEI untuk ikut serta dalam program kunjungan dan wawancara kali ini, akan tetapi dengan kapasitas orang terbatas, yaitu 20 mahasiswa, yang mencakup 7 pengurus T-smart sendiri dan 13 mahasiswa IEI.
Selain kunjungan, Pembicaraan pun berlanjut pada program-program t-smart yang akan segera dilaksanakan, diantaranya proses pembuatan Jurnal Ekonomi Islam, aksi sosial dengan “Serbu Desa/serda” yang 2 minggu lalu sempat dibicarakan. Selain itu juga untuk merefresh diri, t-smartpun berencana untuk mengadakan acara Paradigling selesai UTS nanti.
Berbagai bentuk kegiatan yang dirancang ini, sebagai wujud Ikhtiar T-smart yang tak lain adalah untuk menjadikan Himpunan Mahasiswa Jurusan ini terus eksis dan menjadi selangkah lebih maju dibanding sebelumnya. Amin ya Robbal alamin…..
By: Roses_

Weekly Meeting

Cipambuan-Pada tanggal 23 september 2011 T-smart kembali melanjutkan program rutinnya yaitu rapat minggunan bagi sesama pengurus. Dimana rapat mingguan ini diadakan satu kali dalam seminggu.  beberapa program yang sudah dirancang dalam bulan- bulan lalu yang memang sedikit terhenti dengan adanya libur perkuliayan dan program magang untuk mahasiswa Ilmu Ekonomi Islam angkatan 08. Karena itu, T-smart berusaha untuk melanjutkan kembali beberapa misi dan program- program baru dalam beberapa bulan kedepan.
Rapat sore yang diadakan di masjid Citaringgul - sentul, tepatnya pukul 16.00 hingga 17.30 alhamdulillah berjalan dengan lancar, dihadiri oleh 6 dari 8 pengurus T-smart periode 2011-2012. untuk Struktur organisasi T-smart sendiri meliputi:
KETUA
Wahyu Heriyawan
SEKRETARIS
Rozi Fery S
 
BENDAHARA
Nisa Fitria




DIV. INFORMASI
Arif Luqman Hakim
DIVISI KEILMUAN
Fatimah Zahwa
Lucya Varika Putri


DIV. KAJIAN MINGGUAN
Zikra Ayuko
M. Hanif Hakim

BENDAHARA
Nisa Fitria
                                                    








DIskusi

Diskusi yang dipimpin oleh ketua t-smart sendiri Wahyu Heriyawan, diawali dengan pembahasan evaluasi proker t-smart semester sebelumnya. Setiap pengurus yang hadir memaparkan beberapa kekurangan dari program yang sudah dilaksanakan semester 6 sebelumnya, untuk memperbaiki program berikutnya.
Pembahasan utama dalam pertemuan kali ini adalah pemaparan program untuk beberapa bulan kedepan. Ada tiga program utama disamping beberapa planing yang lainnya adalah:
1.      Kegiatan sosial masyarakat yang diberi nama “Serbu Desa”, ini berupa kegiatan peduli masyarakat desa terutama bagi warga buta aksara. Dengan program ini t-smart berupaya untuk membantu warga melalui bimbingan membaca yang  tujuannya menjadikan masyarakat desa  yang bebas buta aksara. Sedangkan untuk sasaran desa yang dikunjungi adalah desa di sekitar kampus.
2.      Pelaksanaan Toefl khusus untuk mahasiswa Ilmu ekonomi Islam angkatan 8 yang sebentar lagi menghadapi ujian skripsi. Dimana kelulusan  Toefl adalah salah satu dari tiga prasarat mahasiswa dapat mengikuti sidang skripsi.
3.      Program khusus untuk jurusan ilmu ekonomi islam angkatan baru (angkt. 10) yang diberi nama “Rumah Karya”. Format didalamnya meliputi karya bahasa & karya menulis. Di sini, mahasiswa yang memiliki bakat dalam menulis cerpen, sastra, ataupun sebagainya dapat dituangkan dalam program ini. Selain itu pula, t-smart bekerja sama dengan Forum Lingkar Pena (FLP) bogor dalam menyalurkan bakat seni bahasa & menulis mahasiswa.

Berharap program-program t-smart ini dapat terlaksana secara penuh dan berjalan lebih baik dari sebelumnya, tentunya dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa ilmu ekonomi islam juga bagi masyarakat sekitar diluar kampus. Amin.
-R.Set

Taplef ke-2 (Krisis Eropa)


Kampus STEI Tazkia-Taplef ke-2 telah diselenggarakan pada  tanggal 29 September 2011 dengan bertemakan “Krisis Eropa”. Acara ini telah terlaksanakan diatas rerumputan hijau sebelah timur Theatre Room. Dengan ditemani angin sore hari para peserta diskusi menyimak tema  secara seksama yang dibawakan oleh Abdul Aziz, mahasiswa STEI Tazkia angkatan 08.
Tema “Krisis Eropa” memang sedang menjadi topik hangat yang diperbincangkan para mahasiswa kampus saat ini. Krisis Eropa terjadi lantaran masalah faktor internal Negara Yunani akan hutang Negara yang menumpuk. Hutang tersebut baru terbuka pada public baru-baru ini.yang mana rahasia tersebut sudah terpendam oleh ulah-ulah nakal para elite Negara. Namun apa dikata “Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga”, mungkin pribahasa tersebut patut diberikan kepada elit-elite Negara Yunani.
Pada sekitar tahun 2004, Yunani sebenarnya sudah terbelit hutang. Hutang itu merupakan hutang akan anggaran olimpiade dulu. Yang semakin lama membengkak dan anggaran Negara juga tak kunjung mampu untuk melunasinya.
Pada tahun 2010, hutang Yunani sudah diketahui oleh umum. Bahwa Yunani telah menyuap elite Negara untuk mengelabuhi data hutang Negara pada saat itu. Hutang yunani yang semakin membengkak. Dan terjadilah “bumble” yang luar biasa. Yang mana suatu saat akan pecah secara tiba-tiba.
Pada akhirnya. Usaha Yunani untuk keluar dari krisis ini adalah dengan meminta bantuan bail-out Komisi Eropa. Dan akhirnya Komisi Eropa mengucurkan dana bail-out sekitar $ 1.500 miliar. Wallahu a’lam bishawab. –riflq-

Baranang siang, 26 sep 11

Dini pagi sabtu lalu tepatnya tanggal 24 september 2011, kosan teman sekelas saya yang berada di Desa Cipambuan Sentul City, dibobol maling. Kejadian itu sangat membuat kami tersentak kaget. Betapa tidak, si maling berhasil menggondol 3 buah laptop dan 4 buah telpon seluler dalam satu waktu dengan mencongkel jendela yang tidak dilindungi teralis besi disisi dalamnya. Tak ada satupun warga yang mengetahui kejadian itu, bahkan sang korban pun tak sadarkan diri dalam tidurnya ketika pencuri mengambil barang yang berada di dekatnya. Spontan paginya, sang korban kaget dan melapor kepada pak RT dan pihak yang berwenang (polisi) atas kejadian itu.

Kejadian ini memang bukan hanya terjadi kali itu saja. Sebut saja kawasan sekitarnya seperti Desa Citaringgul, Perumahan Griya Alam, Babakan Madang, Cadas Ngampar telah mengalami berkali-kali hal serupa. Sang korban juga bermacam macam, dari penduduk setempat maupun mereka yang mengontrak tempat tinggal seperti mahasiswa dan karyawan bangunan. Bentuk kriminallitasnya pun beragam, dari pencurian barang elektronik; HP; laptop; Monitor LCD, hingga kendaraan bermotor. Meski begitu, hal ini belum dianggap serius oleh mereka yang berwenang (kepolisian) di daerah setempat. Hal itu terbukti dengan entengnya mereka menjawab :”Ya makanya hati-hati mas di daerah sini, barang-barang dijaga sendiri. Yang melakukan memang merupakan sindikat”. (terkesan tak menjawab hak-hak sang korban dan permasalahan).

Jika di telusuri lebih lanjut, penyebab kriminalitas itu adalah disparitas kehidupan (hal ekonomi) dan kesenjangan sosial antara warga sekitar dan perumahan yang begitu mencolok. Hal ini mendukung teorinya J.H Boeke tentang dualisme kehidupan masyarakat. Lalu apa hubungannya.?

Begini penjelasannya. Sebelum menjadi perumahan, daerah Sentul City dahulu merupakan desa warga asli setempat atau pribumi. Lalu datanglah Developer yang ingin membangun perumahan di kawasan itu. Dalam proses pembebasan lahannya, mereka menggunakan pemaksaan dengan menggusur perumahan warga di daerah itu tanpa unggah-ungguh atau kulonuwun (Jawa : Permisi). Apa boleh buat, warga hanya bisa pasrah dan berharap dapat mendapat sebagian rembesan dan kue ekonomi (trickle down effect theory) dari pembangunan yang akan melibatkan mereka khususnya dalam hal labor.      

Pembangunan pun berlanjut, secara bertahap Sentul city menjadi kawasan perkotaan baru dengan perumahan yang mewah dan fasilitas leisure nya yang serba wah. Pembangunannya meningkat pesat dengan dana investor yang lambat laun menjelma menjadi mal, hotel, taman wisata dll. Para konsumen pun berdatangan dari dalam dan luar Jabodetabek. Mereka membeli kaplingan rumah yang harganya ratusan juta hingga miliaran rupiah. Tentu mereka konglomerat yang gampang dalam mencari duit, berbeda 180 derajat dengan warga sekitar yang kolot dan kaum urban yang menjadi labor dalam pembangunan fasilitas leisure tsb.

Keadaan ekonomi yang timpang antara pemilik perumahan dan warga sekitar itu menimbulkan rasa iri dan dengki di hati para pribumi. Mereka lalu melakukan hal-hal yang mereka anggap perlu sebagai obat penyakit sosial tersebut dan harga atas penggusuran tanah warga terdahulu. Maka tak heran jika sering terjadi kriminalitas sekitar daerah itu yang jika ditanya pada pelakunya mereka akan menjawab karena kepepet lah, buat isi perut lah, buat kualitas hidup lebih baik lah, dan sebagainya. Karena itu lah mengapa dalam Islam ada istilah Zakat, Infaq dan Shadaqah, salah satunya adalah untuk distribusi pendapatan dan agar hilang penyakit sosial antara si kaya dan si miskin dan juga untuk pembersihan harta dan hati. Wallahu a’lam..

by : hakimsan