ALIRAN INSTITUSIONAL
·
Thorstein Bunde Veblen merupakan
penggagas aliran institusional pada abad 20 an.
·
Aliran ini memandang perekonomian
dari perilaku manusia dan norma-norma, yang berupa sosiologi, politik, dan hukum.
·
Veblen mengkritik teori2 yang digunakan
kaum klasik dan neo klasik yang model-model teoritis dan matematisnya dinilai
bias dan cenderung terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi
·
Veblen juga mengkritik pemikiran
ekonomi klasik dan neo klasik yang dianggap mengabaikan aspek-aspek non ekonomi
seperti kelembagaan dan lingkungan
·
Conspicuous consumption adalah istilah
yang digunakan oleh Veblen dalam mengambarkan konsumsi barang-barang dan jasa
yang ditujukan hanya untuk pamer yang membuat orang kagum.
·
Dalam The Theory of the Leisure
Class, Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan dan pola
perilaku konsumsi masyarakat. Dia membandingkan perilaku masyarakat dahulu
dengan masyarakat sekarang, dimana masyarakat dahulu berusaha menghindari
perbuatan yang merugikan orang banyak, berbeda dengan masyarakat sekarang yang hanya
mementingkan kepentingan sendiri dan tidak tertarik dengan kepentingan orang
banyak.
·
Sedangkan dalam konsumsi, Veblen
mengkritik pemikiran kaum klasik dan neo-klasik yang menyatakan bahwa orang
akan selalu memilih alternatif konsumsi terbaik untuk memperoleh kepuasan
sebesar-besarnya. Sedangkan menurut pandangan Veblen, orang yang membeli barang
yang melebihi proporsi yang wajar, jelas tidak rasional. Namun lebih bersifat
emosional. Sehingga akan menciptakan perilaku conspicuous consumption.
·
Dalam The Theory of Business
Enterprise, Veblen menjelaskan perilaku pengusaha pada masa dahulu dan
sekarang. Pengusaha dahulu pada umumnya menghasilkan barang dan jasa untuk
memperoleh keuntungan melalui kerja keras. Disebut dengan production for
use. Sedangkan pengusaha sekarang mendapatkan laba dan keuntungan bukan
dari kerja keras dengan menciptakan barang dan
jasa yang disukai konsumen, tetapi lewat trik-trik bisnis. Hal ini
disebut production for profit.
·
Veblen juga melihat saat sekarang
ini terdapat pengusaha predator. Dimana mereka memperoleh keuntungan melalui
berbagai macam cara tanpa memperdulikan nasib orang lain, termasuk karyawan dan
pegawai yang bekerja di perusahaan miliknya.
·
Tokoh-tokoh aliran institusional
lainnya : Wesley Mitchel, Gunnar Myrdal, Joseph Schumpeter, Douglas North
·
Wesley Mitchel: Mengembangkan
pemikiran Veblen dan menggunakan metode-metode kuantitatif dalam menjelaskan
peristiwa ekonomi. Seperti fluktuasi ekonomi, pendapatan nasional, analisis
harga, dan lain sebagainya.
·
Gunnar Myrdal: Berpesan kepada
ahli-ahli ekonomi agar membuat value judgement agar struktur-struktur teoritis
ilmu ekonomi menjadi realistis.
·
Joseph Schumpeter: Berpendapat bahwa
sumber utama kemakmuran bukan pada wilayah ekonomi itu sendiri, melainkan
berada diluarnya, yaitu lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi
sumber kemakmuran itu terletak dalam jiwa kewiraswastaan para perilaku ekonomi
itu sendiri dalam mengarsiteki pembangunan.
·
Joseph S. membedakan pengertian
invensi dan inovasi. Invensi adalah hal penemuan teknik-teknik produksi baru.
Sedangkan inovasi memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya teknik produksi
baru tetapi juga penemuan komoditi baru, jenis material baru, cara usaha yang
baru, cara pemasaran yang baru, dan lain-lain.
·
Douglas North: Menurut North,
mekanisme pasar bukanlah satu-satunya penggerak roda ekonomi, tetapi juga
institusi berperan penting dalam pembangunan ekonomi, baik institusi politik
maupun ekonomi. Menurut North, institusi adalah peraturan perundang-undangan
berikut sifat-sifat pemaksaan dari peraturan itu serta norma-norma perilaku
yang membentuk interaksi antar manusia secara berulang, seperti sistem kontrak,
hak cipta, merek dagang, dan lain sebagainya. Berbeda dengan Veblen yang
menyatakan bahwa institusi adalah norma-norma, nilai-nilai, tradisi dan budaya.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN
KEYNES
·
John Maynard Keynes lahir tahun 1883-1946
·
Beberapa karya nya : The Economics
Consequences of The Peace (1919), A Revision of The Treaty (1922), A Tract on
Monetary Reform (1923), dan karya yang paling terkenal adalah The General
Theory of Employement, interest, and money
·
Keynes mengkritik teori klasik yang
menyatakan bahwa perekonomian yang berlandaskan pada kekuatan mekanisme pasar
akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan,
kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli
barang-barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa
atas faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa
dari faktor-faktor produksi lainnya yang dari pendapatan tersebut akan
dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan perusahaan. Ini yang
dimaksud Jean Baptis Say bahwa penawaran akan selalu berhasil menciptakan
permintaannya sendiri. Pada nyatanya menurut Keynes biasanya permintaan lebih
kecil daripada penawaran, alasannya sebagian pendapatan yang diterima
masyarakat akan ditabung dan tidak semuanya dikonsumsi. Menurut Keynes juga
produksi akan selalu menciptakan permintaannya sendiri hanya berlaku untuk
perekonomian tertutup sederhana yang terdiri dari sector rumah tangga dan
perusahaan saja.
·
Keynes mengkritik pemikiran klasik
yang menyatakan bahwa pekerja akan bersedia bekerja walaupun dengan upah yang
lebih rendah, hal ini mendorong pengusaha untuk mempekerjakan labor lebih
banyak, hingga akhirnya semua yang menganggur akan memperoleh pekerjaan, pada
nyatanya pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha
memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah kalaupun tingkat
upah bisa diturunkan tingkat pendapatan masyarakat akan turun sehingga
menyebabkan turunnya daya beli masyarakat lalu konsumsi secara keseluruhan akan
berkurang dan akan mendorong turunnya harga-harga.
·
Menurut Keynes, perekonomian jangan
diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar. Peran pemerintah juga diperlukan
dan kebijaksanaan yang dapat diambil adalah kebijaksanaan fiscal yatu dengan
menyuntikan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek yang mampu
menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan output dan memberantas
pengangguran.
·
Keynes sebenarnya percaya pada
mekanisme pasar bebas sesuai dengan doktrin faire laissez-laissez passer, akan
tetapi Keynes menilai jalan menuju keseimbangan (equilibrium) dan full
employement tersebut sangat panjang. Kalau menunggu mekanisme pasar melalui
invisible hand untuk membawa perekonomian kepada posisi keseimbangan dibutuhkan
waktu yang sangat lama. Keynes pernah menulis “dalam jangka panjang kita akan
mati” (in the long run we are all dead), jadi satu-satunya cara membawa
perekonomian kepada posisi keseimbangan adalah dengan lari ke posisi
keseimbangan, caranya adalah lewat intervensi atau campur tangan pemerintah.
·
Keynes disebut sebagai bapak ekonomi
pembangunan karena Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam melaksanakan
pembangunan.
·
Keynes juga disebut bapak ekonomi
makro karena sejak dahulu dalam tradisi klasik maupun neo-klasik
analisis-analisis ekonomi lebih banyak bersifat mikro dan Keynes menganalisis
ekonomi dari sisi makro seperti variable pendapatan, konsumsi, tabungan, pajak,
pengeluaran pemerintah, ekspor impor, pengangguran, inflasi dsb.
TOKOH-TOKOH ALIRAN MONETARIS
·
Milton Friedman, Karl Brunner, Allan
Meltzer, Bennet Callum, Thomas Mayer, Phillip Cagan, David Laidler Michael
Parkin dan William Poole
·
Kaum libertarian mengkritik
Keynesian terhadap kebijakan intervensi pemerintah karena menurut mereka
intervensi pemerintah dalam bentuk apapun merupakan ancaman bagi kebebasan individu.
·
Dalama buku The Road to Serfdom
Friedrich von Hayek mengatakan, sekali pemerintah melakukan intervensi pasar
ini akan mengarah pada sosialisme yang akhirnya akan menyebabkan berkurangnya
kebebasan.
·
Tokoh-tokoh kaum libertarian :
Menger, Friedrich von Hayek, Ludwig von Mises, Wilhelm Ropke, Lionel Robbins,
Milton Friedman
·
Aliran monetaris adalah aliran yang
mengutamakan kebijakan moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi karena gagalnya
ajaran Keynes dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, istilah ini pertama
kali digunakan oleh Karl Brunner
·
Pokok-pokok aliran monetaris adalah
mengajukan proposisi, proposisi adalah perkembangan atau kejutan moneter
merupaka unsur yang penting dalam perkembangan produksi, kesempatan kerja, dan
harga-harga. Bahwa pertumbuhan jumlah uang yang beredar merupakan unsur yang
paling dapat diandalkan dalam perkembangan moneter.
·
Penekanan pokok pandangan monetaris
terletak pada stok uang, Friedman menjelaskan dalam tulisannya A Theoritical
Framework for Monetarist Analysis, perubahan dalam jumlah uang beredar
sangat besar pengaruhnya terhadap
tingkat inflasi dalam jangka panjang dan perilaku PDB real dalam jangka
panjang.
·
Perbedaan Monetaris dan Keynesian
dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan mengatasi pengangguran,
kubu Keynesian lebih menyukai kebijakan fiscal yang bersifat ekspansif,
sedangkan kubu monetaris lebih menyukai kebijakan moneter yang kontraktif.
·
Perbedaan Monetaris dan Keynesian
dalam melihat penyebab terjadinya fluktuasi ekonomi, kubu Keynesian menganggap
terjadinya fluktuasi ekonomi karena terjadinya perubahan dalam faktor-faktor
yang menentukan pendapatan nasional seperti pengeluaran pemerintah, investasi
dan konsumsi masyarakat. Sebaliknya menurut kubu monetaris fluktuasi ekonomi
terjadi karena terjadinya pelonjakan-pelonjakan dalam jumlah uang beredar
disebabkan adanya kebijakan-kebijakan yang ekspansif dari pemerintah.
·
Perbedaan yang ketiga, mengenai
jangka waktu analisis, kubu keynesian tidak terlalu memperhatikan analisis
jangka panjang sebab seperti kata Keynes, dalam jangka panjang kita semua akan
mati. Sedangkan menurut kubu monetaris, dampak jangka panjang dari berbagai
kebijakan ekonomi harus diperhatikan untuk mengetahui kekuatan pasar.
·
Depresi adalah suatu keadaan dimana
kegiatan ekonomi sangat merosot, diiringi oleh inflasi dan tingkat pengangguran
yang sangat tinggi
·
Stagflasi adalah periode ketika
inflasi meningkat dan pengangguran juga meningkat.
·
Stagflasi merupakan penyebab
runtuhnya kubu Keynesian dalam menyelesaikan masalah ekonomi yang terjadi pada
tahun 60 an dan 70 an, maka timbulah kubu monetaris.
TOKOH-TOKOH MADZHAB AUSTRIA
·
Tokoh utama madzhab Austria adalah
Karl Menger, Friedrich von Wieser dan Eugene von Bohm bawerk
·
Ciri-ciri madzhab Austria adalah
penerapan kalkulus dalam pengembangan teori ekonomi mereka
·
Karl Menger mengembangkan teori
utilitas marginal yang ternyata membawa pengaruh yang sangat besar dalam
pengembangan teori-teori ekonomi.
·
Friedrich von Wieser mengembangkan
teori utilitas marginal menger dengan menambahkan formulasi biaya-biaya
oportunitas (Opportunity Cost).
·
Eugene von Bohm Bawerk berjasa dalam
mengembangkan teori tentang modal (theory of capital) dan teori tentang tingkat
suku bunga.
·
Edward Hasting Chamberlain merupakan
tokoh neo klasik generasi kedua yang ikut melakukan revisi terhadap teori-teori
klasik dan neo klasik dari generasi pertama.
·
Chamberlain merupakan seorang
professor ekonomi dari Harvard, yang memusatkan perhatian pada monopolistic.
Dalam buku nya The Theory of Monopolistic Competition, yang menyebutkan
bahwa banyak asumsi yang digunakan dalam model pasar persaingan sempurna,
terutama untuk semua produk homogen, tidak realistic. Untuk membedakan
produknya dari produk yang dihasilkan perusahaan lain, perusahaan dapat
melakukan diferensiasi produk dengan demikian, masing-masing perusahaan menjual
barang-barang yang khas sehingga harga pasar dapat dipengaruhi. Dalam situasi
seperti ini perusahaan dapat bertindak sebagai penentu harga (Price Setter).
Sebaliknya perusahaan tidak harus menerima harga (price takers) seperti dalam
asumsi pasar persaingan sempurna.
NOBEL PRIZE
·
Hadiah nobel diberikan setiap tahun
sejak 1901 di Stockholm (Swedia) untuk mengenang Alfred Nobel Yang telah
menghibahkan kekayaannya untuk orang-orang yang berjasa di berbagai bidang
kehidupan.
·
Tahun 1968, timbul ide untuk
menciptakan penghargaan baru di bidang ekonomi yang diberikan oleh bank Sentral
Swedia tepat pada perayaan peringatan 3 abad Bank Sentral Swedia.
·
Peraih nobel dari University of
Chicago: Milton Friedman, Merton Miller, Ronald Coase, Gary S. Becker, Robert
Fogel, Robert Lucas.
·
Gudang pakar ekonomi adalah
University of Chicago.
·
Para peraih Nobel ekonomi:
·
Jan Tinbergen dan Ragnar Frisch
(1969) berjasa menerapkan pendekatan matematik dalam ekonomi (ekonometrik).
Ekonometrik yang dikembangkan Timbergen pernah dikecam oleh Keynes, karena
dipandang dapat mengalihkan perhatian orang dari situasi nyata. Namun akhirnya
pada tahun 50-an, pendekatan tersebut diakui manfaatnya.
·
Paul A. Samuelson (1970) berjasa
mengembangkan berbagai teori baru berikut aplikasi baru. Salah satunya adalah
konsep multiplier.
·
Simon Kuznets (1971) berjasa
mengembangkan cara-cara perhitungan pendapatan nasional untuk mengukur laju
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
·
Kenneth
J. Arrow dan John R. Hicks (1972), berjasa memberikan penjelasan secara
gamblang tentang teori keseimbangan umum yang usdah dimulai Walras sejak tahun
1874 dan teori kesejahteraan (welfare). Arrow berjasa mengembangkan theory of
social choice. Sedangkan Hicks berjasa merangkai teori-teori mikro ke dalam
kerangka ekonomi makro Keynes melalui pendekatan matematik.
·
Wassily
Leontief (1973), berjasa mengembangkan analisis Input-Output (I-O Analysis)
sebagai aplikasi dari teori keseimbangan umum.
·
Gunnar
Myrdal dan Friedrich Von Hayek (1974), berjasa mengembangkan teori uang dan
kaitan antara gejala ekonomi, sosial, dan institusi. Gunnar banyak
mengembangkan teori ekonomi untuk negara-negara berkembang. Hayek adalah ekonom
yang sangat menentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian ala Keynes.
·
Leonid
V. Kantorovich dan Tjaling C. Koopmans (1975), berjasa mengembangkan teori
alokasi sumber daya secara optimum dengan menggunakan model linear programming.
·
Milton
Friedman (1976), berjasa mengembangkan teori konsumsi permanent income
hipothesis, teori moneter, dan kebijaksanaan stabilisasi. Friedman dianggap
sebagai guru neo-klasik dan disebut juga sebagai pendiri aliran moneteris.
·
Bertil
Ohlin dan James Meade (1977), mendapatkan nobel ekonomi karena telah berjasa
mengembangkan teori perdagangan internasional.
·
Herbert
Simon (1978), banyak berjasa melakukan penelitian tentang pengambilan keputusan
untuk diaplikasikan dalam ilmu ekonomi.
·
Sir
Arthur Lewis dan Theodore W. Schultz (1979),berjasa mengembangkan teori
pembangunan untuk diterapkan di negara-negara berkembang.
·
Laurence
E. Klein (1980), berjasa mengembangkan model-model makro-ekonometri untuk
digunakan dalam proyeksi perkembangan ekonomi.
·
James
Tobin (1981), berjasa mengemabngkan teori seleksi port-folio untuk keseimbangan
investasi dan teori moneter dari Keynes. Dan juga berjasa mengembangkan teori
makro ekonomi ala Keynes dan menggabungkannya dengan tradisi neo-klasik.
·
George
J. Stigler (1982), banyak meneliti tentang bekerjanya industri dan peraturan
pemerintah dalam suatu perekonomian. Ia juga yang pertama kali melahirkan teori
informasi. Yang kemudian dikembangkan menjadi konsep assymetrical information.
·
Gerard
Debreu (1983), berjasa mengembangkan cara pembuktian sistem keseimbangan umum,
dan juga berjasa mengembangkan penggunaan matematika dalam analisis ekonomi.
·
Franco
Modigliani (1984), berjasa mengembangkan berbagai teori mikro, terutama teori
konsumsi dan tabungan.
·
Richard
Stone (1985), berjasa mengembangkan konsep-konsep dan cara-cara perhitungan
pendapatan nasional.
·
James
McGill Buchanan (1986), berjasa mengembangkan analisis perpajakan dan
pengeluaran dalam keuangan negara serta mengembangkan teori tentang
barang-barang publik.
·
Robert
M. Solow (1987), dianggap sebagai pencipta model pertumbuhan neo-klasik. Dengan
model pertumbuhan tersebut, dapat mengisi titik lemah dari model pertumbuhan
Harrod-Domar.
·
Maurice
Allais (1988), banyak membahas tentang perekonomian sosialis-komunis dan
membandingkannya dengan perekonomian pasar. Pemikirannya sangat revolusioner,
sehingga layak dianugerahi hadiah nobel.
·
Trygve
Haavelmo (1989), menyajikan pendekatan baru dan membuka jalan bagi estimasi
relasi ekonomi melalui penerapan metode statistika matematis. Karena dipandang
telah memberikan kontribusi cemerlang bagi ekonometrika.
·
Harry
Markowitz, Merton Miller, dan William Sharpe (1990), berjasa mengembangkan
teori portfolio investasi dan meletakkan dasar-dasar teori pasar modern.
·
Ronald
H. Coase (1991), banyak membahas tentang masalah perusahaan, sumber daya alam,
harga, utilitas publik, dan hak kepemilikan (property rights). Menurut Coase,
hak kepemilikan pribadi adalah salah satu syarat bagi berfungsinya ekonomi
pasar. Pemberian nonel pada tahun 1991 dianggap terlambat karena sejak tahun
1937 dalam artikel The Nature of the Firm, telah dibahas tentang teori
perusahaan, mekanisme alokasi sumber daya, serta masalah biaya transaksi
(transaction cost).
·
Gary
S. Becker (1992), berjasa karena telah mengingatkan akan pentingnya peran
sumber daya manusia, yang selama ini diabaikan oleh teori-teori neo-klasik
dalam pembangunan.
·
Douglas
C. North dan Robert Fogel (1993), percaya bahwa institusi atau pranata sosial
sangat menentukan kemajuan ekonomi suatu bangsa. Menurut mereka, institusi
mencakup tradisi sosial, budaya, politik, hukum, dan ideologi. Dengan
menggunakan teori dan tehnik statistik, mereka berhasil mengubah sejarah
ekonomi menjadi suatu perangkat penting guna memahami sebuah proses pertumbuhan
ekonomi. Pendekatan ini dikenal dengan cliometrics atau sejarah ekonomi baru.
·
John
C. Harsanyi, john F. Nash, dan Reinhard Selten (1994), berjasa mengembangkan
game theory untuk pengambilan keputusan ekonomi.
·
Robert
E. Lucas Jr (1995), berjasa mengembangkan teori dan konsep rational expectation
(Ratex). Teori ini menginginkan agar dalam menyelesaikan masalah-masalah
ekonomi kita kembali melirik keampuhan mekanisme pasar.
·
William
S. Vickery dan James A Mirrlees (1996), berjasa mengembangkan konsep
informational assimetries, yaitu konsep tentang ketidakseimbangan arus
informasi. Mereka berjasa menyusun agenda untuk memenuhi tanggung jawab sosial
pada abad ke-21 melalui insentif dan kebijaksanaan pajak global.
·
Robert
C. Merton dan Myron S. Scholes (1997), berjasa mengembangkan teori dan
formula-formula praktis dalam transaksi derivatif. Yang berguna mengurangi
keruguan finansial akibat tidak menentunya flutuasi harga.
·
Amartya
Kumar Sen (1998), banyak menulis mengenai kemiskina dan kelaparan sejak tahun
70-an. Dia merupakan ahli ekonomi pembangunan yang memberi kontribusi besar
bagi PBB untuk mengembangkan Human Development Index (HDI).
·
Robert
A. Mundell (1999), dianggap sebagai ekonom yang radikal. Dia berjasa meletakkan
pondasi bagi teori yang mendasari kebijakan praktis dalam perekonomian terbuka.
·
James
Heckman dan Daniel L. McFadden (2000), berjasa memadukan gaya metodologis dan
empiris dalam mengevaluasi pengaruh beragam program sosial pada bidang ekonomi
dan masyarakat pada umumnya.
·
George
A. Ackerlof, A. Michael Spence, dan Joseph E. Stiglitz (2001), berjasa dalam
meletakkan dasar bagi teori umum tentang pasar dengan informasi asimetris.
·
Daniel
Kahneman dan Vernon L. Smith (2002), Kahneman berjasa mengembangkan pengetahuan
terpadu riset psikologi ke dalam sains ekonomi, sebuah ladang riset baru, yang
memperlihatkan bagaimana sebuah keputusan manusia yang sistematis bertolak dari
prediksi berdasarkan teori-teori ekonomi standar. Sedangkan Smith berjasa
melakukan pemantapan eksperimen-eksperimen laboratorium sebagai alat dalam
suatu analisis ekonomi empiris, khususnya dalam studi alternatif pasar.
REVIEW FILM THE BATTLE OF IDEAS
Mengutip Daniel Yergin, salah satu penulis buku ini yang
menyatakan bahwa perdebatan antara market force atau state planning telah menjadi inti dari perseteruan ilmu
ekonomi selama hampir seratus tahun. Ide dari state planning oleh John Mayard
Keynes adalah market economy akan menuju kegagalan (market failure) sehingga
diperlukan intervensi dari pemerintah untuk mengoreksinya. Di sisi lain,
Friederick von Hayek mempercayai bahwa pasar akan memperbaiki masalahnya
sendiri dan intervensi dari pemerintah mengancam kebebasan dalam ekonomi pasar.
Keynes vs Hayek2
Diceritakan bahwa awalnya dunia sudah mengalami perekonomian
global, namun adanya serangan teroris pada Austria memicu perang dunia. Akibat
pecahnya Perang Dunia I, banyak Negara yang mulai mencari sistem ekonomi yang
lebih baik dari kapitalisme, dan menggantinya dengan sosialisme dan komunisme.
Kegagalan kapitalis ditandai dengan hyperinflation di Austria dan Jerman yang harus
menanggung konsekuensi dari reparasi perang. Lain lagi di Amerika, dimana
kegagalan kapitalisme mulai dirasakan dari adanya stock market bubble yang
akhirnya meletus pada Black Thursday, 24 Oktober 1929, dan menyebabkan bank dan
industri berhenti bekerja, yang akhirnya akhirnya menyebabkan The Great
Depression.
Melihat prediksinya menjadi kenyataan, Keynes akhirnya
menerbitkan ‘The General Theory’ yang menunjukkan bahwa pemerintah dapat
mengatur perekonomiannya dengan meningkatkan government spending ketika resesi,
dan mengurangi spending ketika boom. Perang Dunia membawa teori Keynes ke dalam
fase implementasi berupa kebijakan pemerintah. Namun, ide Keynes ini ditantang
oleh Hayek yang merasa bahwa terlalu banyak government planning akan memperkuat
peranan pemerintah terhadap ekonomi dan mengekang kebebasan dari rakyatnya, hal
ini dirangkum dalam bukunya yang popular, yaitu ‘The Road to Serfdom’.
Namun, sayangnya ide dari Hayek ini kalah pamor dengan
Keynes, terbukti dengan rakyat Britania Raya yang lebih memilih sistem yang
lebih sosialis oleh Partai Buruhnya dan mendominasi Partai Konservatif. Berbeda
dengan German yang lalu menghancurkan sistem price control untuk memulihkan
pasar dan menciptakan “social market economy” dimana pasar bebas bercampur dengan
welfare state. Meskipun begitu, kesuksesan German tidak popular di Negara
lainnya yang lebih menginginkan planned economy.
Setelah 30 tahun kemenangan Keynes, akhirnya perekonomian
dunia mengalami masalah baru, yaitu pada 1970 ketika inflasi dan unemployment
meningkat dalam waktu yang bersamaan, atau stagflasi. Disusul dengan kebijakan
price control yang ternyata tidak memperbaiki keadaan. Keith Joseph lah
akhirnya yang mulai menghidupkan kembali ide Hayek tentang free markets.
Meskipun banyak pertentangan, pada akhirnya usaha Joseph
disukseskan oleh Margaret Thatcher—wanita pertama yang memimpin Partai
Konservatif, yang akhirnya terpilih menjadi Perdana Menetri Britania. Pada
1974, akhirnya Hayek mendapat Hadiah Novel, seakan menandai perubahan arah dari
perseteruan ide ini. Mengikuti jejak Thatcher, di Amerika terpilih Ronald
Reagan sebagai Presiden, yang juga sependapat dengan ide Hayek.
Thatcher dan Reagan yang meyakini pada kekuatan pasar
menerapkan kebijakan dalam bentuk tax cuts, privatisasi dari BUMN, dan
mengurangi government spending, yang secara umum memberikan kekuatan kepada
pasar. Kesuksesan dari kedua figur ini pun diikuti berbagai Negara lainnya yang
membawa pada episode kedua, ‘The Agony of Reform’ yang membahas tentang
konsekuensi dari perubahan sistem ekonomi pada masing-masing Negara.
Hal menarik dari film ini adalah kontradiksi dari paham
Hayek terhadap ide Keynes, dimana ia menganggap central planning sebagai
langkah awal menuju totalitarian sementara Keynes sendiri mengajukan ide tersebut
untuk mencegah demokrasi ditelan oleh paham totalitarian. Selain itu, menarik
untuk melihat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah lepas dari dunia politik, dimana
ide-ide tersebut baru dapat diuji apabila ada politisi yang meyakininya seperti
J. F. Kennedy, Margaret Thatcher, dan Ronald Reagan.
Selain itu, sedari awal film ini saya penasaran apa yang
dimaksud dengan Commanding Heights, dan seiring narasi pun saya mendapat
gambaran bahwa yang dimaksud dari Commanding Heights adalah sektor utama
seperti listrik, telepon, migas, tambang, serta transportasi, yang kemudian
diperdebatkan apakah sektor privat atau sektor publik yang lebih pantas dalam
mengaturnya.
Film dokumenter ini memilih dua tokoh ikonik untuk mewakili
pertempuran ini, John Maynard Keynes dan Friedrich von Hayek. Keynes adalah
seorang ekonom terkenal yang diduga telah menciptakan konsep makroekonomi. Ia
melihat kesalahan dari pasar bebas di era pasca perang dan percaya bahwa
melalui peraturan pemerintah ekonomi, kesalahan-kesalahan bisa diperbaiki. Film
ini menunjukkan bagaimana peradaban barat terpesona oleh ide ini dan mulai
memiliki atau mengatur apa yang disebut 'ketinggian memerintah' ekonomi. Selama
periode antara dua Perang Dunia, dunia telah mengalami keruntuhan kapitalisme
dan setiap bagian dunia mencoba untuk mengelola melalui dengan mengadopsi
fasisme, sosialisme, atau komunisme. Setelah Perang Dunia II, pandangan
Keynesian menjadi arus utama dalam perekonomian dunia.
Di sisi lain, Friedrich von Hayek menegaskan pasar bebas itu
sendiri adalah jawaban, bukan kontrol pemerintah. Dia terkenal dengan buku
sensasional yang disebut [The Road to Serfdom]. Saat ia mengatakan dalam
wawancara, sebagai ide Keynes 'menjadi lebih dan lebih diterima, argumennya
menjadi tidak populer dan tidak diterima. Film dokumenter ini berjalan melalui
jejaknya dari berada di perusahaan dari Ludwig von Mises, sekolah Chicago,
dengan Reaganomics dan Thatcherisme. Mises digambarkan sebagai libertarian
ekstrim yang percaya bahwa pasar selalu dibutuhkan untuk bebas dari campur
tangan pemerintah. Dia berpendapat bahwa negara-negara sosialis tidak bisa
sukses karena mereka tidak memiliki sistem harga yang berfungsi untuk mengirim
sinyal ke konsumen dan produsen, sehingga mendorong kekacauan. Walaupun kasar
dan ekstrim, ini adalah apa ide Hayek didasarkan pada; sistem pasar bebas
berfungsi penuh tanpa peraturan.
Ekonomi dunia berkembang dengan baik berdasarkan sistem
Keynesian untuk sementara waktu. Sampai mereka memukul hambatan yang disebut
'stagflasi'. Stagflasi adalah senyawa stagnasi dan inflasi. Pada kontras dengan
konsep tradisional hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan harga, fenomena yang
disebut stagflasi menjadi kebiasaan terbesar yang beberapa ekonom Keynesian
memiliki ide untuk keluar. Di sinilah Ronald Reagan dan Margaret Thatcher
datang ke dalam gambar. Kedua pemimpin kontemporer dua negara besar percaya
bahwa menahan pengeluaran pemerintah dan pemotongan peraturan dapat menyimpan
ekonomi mereka. Dan ternyata, mereka berhasil. Lama setengah abad dominasi panjang
sistem Keynesian akhirnya berakhir.